BOOKING TIKET PESAWAT

Menikmati penerbangan dengan waktu tempuh sekitar 50 menit

Menikmati penerbangan dengan waktu tempuh sekitar 50 menit. Info sangat penting tentang Menikmati penerbangan dengan waktu tempuh sekitar 50 menit. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Menikmati penerbangan dengan waktu tempuh sekitar 50 menit

Masyarakat dibuat terperangah ketika bandara kelas internasional yang menjadi barometer dan etalase industri penerbangan nasional itu dibuat tak berkutik hanya gara-gara listrik padam. Setidaknya tercatat empat kali kejadian listrik padam di Bandara Soekarno-Hatta selama semester II/2010, yaitu pada 6 Agustus, 29 Agustus, 17 September, dan 1 Oktober. Masyarakat pun bertanya-tanya bagaimana dengan kondisi bandara lainnya kalau bandara sekelas Soekarno-Hatta saja mengalami hal seperti itu. Kedua fenomena yang kontras tersebut dapat dibilang mewakili potret industri penerbangan di Tanah Air selama 2010. Memang, maskapai dan bandara merupakan dua sisi mata uang dalam industri penerbangan, karena kedua kutub itu langsung berhadapan dengan konsumen atau penumpang. Dari sisi kinerja maskapai, fakta lonjakan penumpang tahun ini sebesar 22,04% yang melampaui angka rata-rata pertumbuhan sebesar 20% per tahun menunjukkan bahwa moda angkutan tersebut kini semakin dicintai masyarakat. Majalah Otomotif Online. Kotabumi. Lampung Utara. Bahkan, masyarakat kelas menengah-bawah pun bisa ikut menikmati nyamannya naik pesawat, karena maskapai kelas LCC mampu menghadirkan tiket murah. Untuk rute Jakarta-Yogyakarta, misalnya, kalau beruntung mendapatkan tiket promo, masyarakat cukup mengeluarkan kocek sekitar Rp280.000 untuk menikmati penerbangan dengan waktu tempuh sekitar 50 menit tersebut. Bandingkan dengan kereta api kelas eksekutif Jakarta-Yogyakarta dengan waktu tempuh sekitar 9 jam, yang harga tiketnya sekitar Rp250.000 untuk jadwal perjalanan akhir pekan. Begitu juga dengan moda angkutan bus eksekutif dengan harga tiket Rp150.000-Rp160.000, namun membutuhkan waktu perjalanan sekitar 12 jam. Sangatlah wajar jika operator moda angkutan kereta api, bus, bahkan kapal laut dibuat cemburu melihat kenyataan bahwa konsumennya mulai pindah ke lain hati dengan memilih pesawat sebagai alternatif moda angkutan. Fenomena peralihan preferensi moda angkutan itu terlihat dari volume penumpang pesawat rute domestik pun meningkat tajam. Selama Januari-Oktober 2010 volume penumpang rute domestik mencapai 35,4 juta orang atau naik 22,07% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2009 dan hampir menyamai total volume penumpang pesawat pada periode itu. Buntutnya, bandara disesaki penumpang. Bahkan akumulasi penumpang tersebut akhirnya melebihi ambang batas daya tampung penumpang bandara. Hal itu terlihat dari rasio antara kapasitas tampung dan volume penumpang di empat bandara utama, yaitu Soekarno-Hatta (Jakarta), Polonia (Medan), Ngurah Rai (Denpasar), dan Juanda (Surabaya). Sebenarnya ada lima bandara yang menjadi tolok ukur perkembangan penumpang pesawat. Satu lagi yang masuk kelompok tersebut adalah Bandara Sultan Hasanuddin. Namun, nasib bandara di Kota Makassar itu lebih beruntung, karena volume penumpangnya masih di bawah ambang batas daya tampung sebesar 7 juta penumpang. Volume penumpang di Bandara Sultan Hasanuddin per tahun rata-rata 5 juta orang atau sekitar 71% dari ambang batas daya tampung penumpang. Adapun, empat bandara utama tersebut harus menanggung beban penumpang di atas 100%. Paling tinggi adalah Bandara Ngurah Rai dengan beban penumpang 633% dari daya tampung. Kemudian diikuti Polonia 544%, Juanda 183%, dan Soekarno-Hatta 181%. Boleh dibilang inilah angka merah dari rapor industri penerbangan nasional selama 2010. PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II selaku pengeloa bandara mempunyai pekerjaan yang tidak ringan untuk membirukan angka merah tersebut.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger