BOOKING TIKET PESAWAT

Kalaweit yang berbasis di Kalimantan Tengah

Kalaweit yang berbasis di Kalimantan Tengah. Info sangat penting tentang Kalaweit yang berbasis di Kalimantan Tengah. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Kalaweit yang berbasis di Kalimantan Tengah

Kalaweit yang berbasis di Kalimantan Tengah
Kotabumi
”Saya ke Thailand karena urusannya paling gampang. Senang sekali melihat owa hidup di alam. Tiga bulan saya di sana,” ujarnya. Chanee kemudian mengetahui bahwa jenis owa paling banyak terdapat di Indonesia. Di dunia ada 17 jenis owa, dan Indonesia punya tujuh jenis di antaranya.
”Semua jenis owa di dunia terancam punah. Saya lalu memutuskan pergi ke Indonesia,” ujarnya.
Dalam perjalanan ke Indonesia, Chanee membaca berita tentang kebakaran hutan di Indonesia. Niatnya beraktivitas di Indonesia pun kian besar. Ia tiba pada Mei 1998 saat kerusuhan dan isu pergantian pemerintahan menghebat. Namun, tekadnya melestarikan owa menaklukkan kerisauan itu. Kalaweit Chanee lalu mendirikan lembaga untuk melestarikan owa. Ia mengajukan izin membentuk yayasan bernama Kalaweit yang berbasis di Kalimantan Tengah. Kalaweit artinya owa dalam bahasa Dayak Ngaju. Proses mendirikan yayasan memerlukan waktu sekitar sembilan bulan. Pegawai Kementerian Kehutanan pun terheran-heran melihat anak muda yang tak lancar berbahasa Indonesia ini mengurus izin tersebut. ”Bahasa Inggris saja saya belum fasih. Apalagi waktu itu sedang pergantian presiden. Jadi, proses perizinan cukup sulit,” katanya. Chanee pergi ke berbagai tempat dengan transportasi umum karena keterbatasan dana. Setiap dua bulan dia juga harus bolak-balik ke Singapura untuk memperpanjang visa. Kegigihan itu membuahkan hasil. ”Mungkin karena pegawai Kementerian Kehutanan bosan melihat saya hampir setiap hari, makanya izin diberikan, ha-ha-ha,” ujarnya. Kini Yayasan Kalaweit mempekerjakan 52 karyawan lokal. Selain owa, mereka juga tak menolak satwa lain, seperti kera, piton, kukang, buaya, bekantan, dan beruang madu. Kalaweit melakukan tiga aktivitas. Pertama, satwa yang dipelihara warga diusahakan kembali ke alam. Kedua, pelestarian habitat owa dengan mendirikan tempat perlindungan owa seluas 8 hektar di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. ”Kami juga membantu apa pun yang bisa dikerjakan untuk menjaga Cagar Alam Pararawen seluas 5.300 hektar di Barito Utara,” katanya. Ketiga, petugas Kalaweit berusaha mendekati pemilik satwa untuk melepaskan peliharaannya. Petugas mengimbau agar satwa liar tak ditangkap. Jika sedang berpatroli dan menemukan jerat, mereka menghancurkannya.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger