BOOKING TIKET PESAWAT

kanker

kanker. Info sangat penting tentang kanker. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai kanker

Pulsagram, Aset Mandiri, KSU-Nuari, Kursus Online, Produk Bisnis Online Dua orang istri teman kerja saya sekarang sedang menjalani perawatan di rumah sakit karena menderita kanker payudara. Keduanya juga sudah menjalani operasi dan kini sedang dalam perawatan lanjutan. Saya juga masih teringat tentang cerita teman kerja di bagian logistik yang istrinya meninggal dunia karena menderita penyakit kanker payudara. Padahal almarhumah sudah mendapatkan perawatan medis secara modern dengan terapi radiasi, tapi tetap jiwanya tidak tertolong. Penyembuhan kanker payudara membutuhkan biaya yang sangat besar. Beruntung biaya perawatan dan pengobatan bagi istri teman-teman saya itu ditanggung oleh perusahaan. Tapi menurut saya itu tetap saja bukan sebuah keberuntungan jika anggota keluarga kita ada yang terlanjur sakit. Lalu, bagaimana jika penyakit itu diderita oleh kalangan masyarakat yang kurang mampu, yang biaya pengobatannya tidak ada yang menanggung? Bagaimana mereka harus menyediakan biaya dalam jumlah puluhan bahkan ratusan juta rupiah itu? Ini selalu menjadi kisah yang menyedihkan.

Menurut pengertian secara medis, kanker payudara atau punya nama lain yang disebut Carcinoma Mammae merupakan penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh WHO (Word Health Organization) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 174. Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Penyebabnya diduga karena adanya banyak faktor, misalnya riwayat kesehatan keluarga, kondisi hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen. Di Indonesia, menurut Yayasan Payudara Sehat Indonesia, 10 sampai dengan 15 diantara 100.000 orang penduduk adalah penderita penyakit kanker payudara. Dan setiap tahun jumlahnya semakin meningkat.

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa benjolan pada payudara, erosi atau eksema puting susu, atau berupa pendarahan pada puting susu. Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh.

Sebelum sampai terjadinya fase seperti diatas diingatkan kepada para wanita, terutama yang memang beresiko besar terkena penyakit kanker payudara agar bisa melakukan tindakan prefentif sejak dini. Secara umum pencegahan pada kanker payudara dibagi menjadi tiga yaitu :

Pencegahan primer
Pencegahan pada tahap ini merupakan yang sangat dianjurkan dan menjadi salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.

Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.

Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan aiternatif.

Ada beberapa cara pemeriksaan dengan cara sederhana yang bisa dilakukan sendiri di rumah. Cara-cara itu adalah sebagai-berikut :

Saat terbaik untuk memeriksa payudara sendiri adalah setiap setelah haid, yaitu ketika payudara biasanya masih lunak sehingga kalau ada benjolan akan mudah dirasakan saat diraba. Jika ditemukan benjolan, meskipun tidak terasa sakit saat disentuh, sebaiknya segera dikonsultasikan pada dokter.

Langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan ketika memeriksa sendiri payudara Anda, yaitu :

Gunakan cermin dan berdiri di depannya, lalu perhatikan apakah ada perubahan pada bentuk payudara Anda. Kemudian angkat kedua lengan keatas agar bentuk payudara jelas terlihat, sehingga jika terdapat benjolan akan lebih mudah dilihat.

Selain menggunakan cermin Anda bisa melakukan pemeriksaan dengan cara berbaring dengan meletakkan bantal dipunggung sebagai peyangga agar bentuk payudara lebih rata dan lebih muda diraba. Gunakan tangan kanan untuk meraba payudara kiri dengan lengan kiri teregang keatas. Sedangkan untuk payudara kanan, gunakan tangan kiri dengan lengan kanan terangkat keatas. Gunakan telapak jari telunjuk, tengah dan manis untuk meraba perlahan mulai dari daerah sekitar payudara. Ketika tangan mendekati area puting, raba lebih keras untuk mengetahui lebih seksama keberadaan benjolan. Perhatikan juga apakah ada cairan yang keluar dari puting berupa cairan bening, darah, atau susu jika sedang tidak menyusui.

Jika ditemukan hal-hal yang diluar kewajaran, sebaiknya segera memeriksakan diri pada tenaga medis. Lakukan pencegahan sedini mungkin dan jangan sampai terlambat.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger